.::biCaRa ibNu hAsaN::.

Tuesday, November 07, 2006

copy dari file mt AMAL

Membaca dan merenung kandungan al-Qur'an
"Dan Kami turunkan al - Qur'an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat
kepada orang-orang yang beriman" (QS al-Isra:82).
Ada dua perkara yang dianjurkan oleh Ibnul Qayyim bagi mengatasi
kemalasan yang muncul dari kekerasan hati. Pertama, alihkan hatirnu
dari dunia, lalu tempatkan ia di akhirat. Kedua, hadapkan seluruh
hatimu pada penger¬tian-pengertian al-Qur'an, me¬mikirkan dan memahami
apa yang dimaksudkan dan mengapa ia diturunkan serta amati semua
ayat-ayat Nya. Jika suatu ayat diturunkan untuk mengubat hati, maka
dengan izin Allah hati itu pun akan sembuh.
Merasakan keagungan Allah
Mengamati dan memikirkan nas-nas al¬Qur'an dan juga ayat-ayat
(tanda-tanda kekuasaan) lainnya merupakan sarana yang paling
bermanfaat untuk mengubati jiwa yang dilanda lemah iman. Antara
ungkapan indah dari lbnul Qayyim Rahimahumullah ketika mensifatkan
keagungan Allah: "Dia yang mengatur urusan semua hamba, memerintah,
melarang, mencipta, melimpahkan rezeki, mematikan, menghidupkan,
memuliakan, menghinakan, menjadikan malam dan siang, menggantikan hari
demi hari di antara manusia, membalikkan ke¬kuasaan dan
menggantikannya de¬ngan kekuasaan yang lain, urusan dan kekuasaan-Nya
berlaku di bumi serta diantara keduanya, di lautan dan di daratan.
Ilmu Nya meliputi segala sesuatu dan mampu menghitung segala sesuatu.
Pendengaran Nya mencakupi berbagai suara dan tak ada yang menyerupai
Nya. Bahkan Dia dapat mendengar suara hiruk pikuk yang saling
bertindih dengan berbagai perbezaan bahasa, pendengaran¬Nya tak akan
diganggu oleh pendengaran yang lain, tidak menjadi kacau bilau kerana
banyak masalah. Tidak pernah jemu meskipun terus-menerus diajukan
secara bertubi-tubi dengan permintaan orang¬orang yang mempunyai
keperluan. Pengli¬hatan-Nya meliputi segala sesuatu yang tampak,
sehingga Dia mampu melihat langkah-langkah kaki semut hitam di
tengah-¬tengah padang pasir yang luas terbentang di tengah malam gelap
gulita. Yang ghaib dapat disaksikan dan yang tersembunyi nampak jelas
bagi-Nya. Firman Allah:
"Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada Nya.
Setiap waktu Dia dalam kesibukan. " (QS ar-Rahman: 29).
Mendalami ilmu syar'i
Maksudnya ialah ilmu yang mampu menimbulkan rasa takut kepada Allah
dan menambah beratnya timbangan iman. Dengan mengetahui ilmu-ilmu
syari'at, seseorang akan mengetahui apa yang terjadi sesudah mati,
kehidupan di alam kubur, ketakutan dahsyat di padang mahsyar, nikmat
yang dikecapi di syurga, azab pedih di neraka, hikmah syari'at,
masalah halal dan haram, perjalanan hidup para anbiya' dan pelbagai
perkara yang tak terhitung manfaatnya.
Allah SWT berfirman:`Katakanlah, adakah sama orang-orang yang
mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (QS az-Zumar:9).
---Mencari persekitaran dan lingkungan yang soleh
Keadaan seseorang banyak ditentukan oleh persekitarannya. Lingkungan
yang baik akan meningkatkan keimanan. Di sanalah seseorang akan
mendapat teguran dan bimbingan tatkala melakukan kesalahan. Di sana
pula dirasakan suasana berlumba dalam melakukan ketaatan, zikrullah,
turunnya rahmat dan datangnya ketenteraman hati. Demikianlah mekanisme
yang hidup pada zaman para salafushalih. Mereka gemar dan sentiasa
bersemangat ketika bertemu dengan saudaranya mengadakan
pertemuan-pertemuan untuk majlis zikrullah , sehingga iman mereka
terus bertambah. Muadz bin Jabbal RA pernah berkata kepada seorang
laki-laki: "Duduklah bersama kami untuk beriman sejenak (untuk
memperbaharui iman)"
Memperbanyakkan amal soleh
Amal soleh mampu memberikan pengaruh yang amat ketara terhadap hati
dan jiwa manusia. Apabila kita melakukan kebaikan dan apa sahaja amal
soleh pasti jiwa merasa kedamaiannya. Namun terdapat beberapa perkara
yang perlu diperhatikan untuk melakukan amal soleh. Antaranya adalah:
Pertama, berusahalah sesegera mungkin melaksanakannya. Allah SWT
berfirman: "Bersegeralah kamu kepada ampunan Rabbmu dan kepada syurga
yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk
orang-¬orang yang bertaqwa. ": (QS Ali Imran: 33).
Kedua, berusaha melakukan amal soleh secara berterusan. Dalam sebuah
hadis Qudsi, Rasulullah SAW berkata tentang Rabbnya: "Hamba-Ku
sentiasa bertagarrub kepada Ku dengan mengerjakan amalan nafilah
(sunat sehingga Aku mencintainya. " Kalimat "ma yazalu" yang
dinyatakan dalam hadis di atas menunjukkan pengertian secara
berterusan.
Ketiga, menjaga berterusannya amalan tersebut hingga tidak menimbulkan
rasa bosan. Di antaranya caranya adalah bersikap variatif dalam
melaksanakan ibadah, menjaga keseimbangan dan tidak terlalu
berlebihan. Rasulullah SAW ber¬sabda: "Sesungguhnya dien itu adalah
mudah, dan tidaklah dien itu dikeraskan oleh seseorang melainkan
justeru ia akan dikalahkan, maka berbuatlah yang lurus dan sederhana.
"
Keempat, mengulang amalan yang tertinggal dan yang terlupa. Sikap ini
penting bagi memastikan kita sentiasa mengikat diri dengan amal soleh.
Rasulullah SAW bersabda: `Barangsiapa yang tertidur hingga ketinggalan
bacaan wiridnya dan sebahagian malam atau sebahagian bacaan wirid,
lalu ia membacanya lagi antara solat subuh dan solat Zohor, maka
ditetapkan baginya seakan-akan dia membacanya pada malam itu. "(HR,
an-Nasa i).
Kelima, menumbuhkan perasaan pengharapan agar segala amal yang
dilakukan diterima, dan khuatir amalannya ditolak oleh allah SWT.
Pengharapan ini tentulah disertai dengan usaha dalam amal¬-amal soleh.
Tumbuhkan rasa takut su'ul khatimah (kesudahan yang buruk)
Takut kepada su'ul khatimah akan mendorong seorang muslim untuk taat
dan memperbaharui iman di dalam dada. Pernah terjadi pada zaman
Rasulullah SAW seorang laki-laki dari pasukan kaum muslimin yang
melakukan serangan demikian hebat. Namun, tatkala masalah tersebut
diberitahu kepada Rasulullah, beliau bersabda: "Dia benar-benar
menjadi penghuni neraka..... Mengapa pula ya, Rasulullah?". jawapannya
ditemui kemudian. Ternyata ketika berada di medan peperangan tersebut,
ia menderita luka parah dan menanti ajal yang tak kunjung tiba.
Akhirnya, kesabarannya hilang dan orang tersebut mengambil pedang
untuk membunuh dirinya sendiri.
Banyak mengingati Mati
Mengingati mati juga akan membenteng seseorang dari derhaka kepada
Allah manakala hati yang keras boleh berubah menjadi lunak. Tidaklah
seseorang itu mengingati mati tatkala dia dilanda kehidupann yang
sempit melainkan akan membuatnya menjadi lapang. Di antara cara yang
paling penting untuk mengingatkan mati adalah dengan sering menziarahi
kubur. Rasulullah SAW pernah bersabda :
"Dulu aku melarangmu menziarahi kubur, ketahuilah, sekarang ziarahilah
kubur kerana itu boleh melunakkan hati, membuat mata menangis,
mengingatkan hari akhirat dan janganlah kamu mengucapkan kata-kata
yang kotor." (HR. Hakim)
Kepatuhan dan Berlepas Diri
Ertinya saling tolong-menolong dan patuh terhadap sesama mukmin serta
memusuhi dan berlepas diri dari orang-¬orang kafir. Hati yang
bergantung dan terpaut pada musush-musuh Allah, akan menjadi lemah.
Keimanannya akan menurun dan mencair. Sebaliknya, bila kepatuhan
dimurnikan dan hanya kepada Allah SWT maka ia akan menghidupkan
keimanan dan semangat dalam hati.
Memuhasabah jiwa tatkala datang kelemahan
Menurut Ibnu al- Qayyim, hati itu memiliki dua sikap: menerima dan
menolak. Manfaatkanlah dua situasi itu, sama ada ketika ia cenderung
menerima dan menolak. Ketika hati cenderung menerima, perbanyakkanlah
amal soleh dan ibadah sunnah. Laksanakanlah ibadah sebanyak mungkin
pada waktu siang dan malam. Dan pada ketika hati sedang menolak
(futur), ikatlah hati dengan melakukan amal-amal wajib.
Berinteraksilah dengan hati dalam keadaan lemah-lembut sehingga sampai
saatnya ia cenderung untuk menerima kembali.
Rasulullah SAW pernah ditanya oleh seorang sahabat: "Wahai Rasulullah,
apa pendapat anda bila aku merasakan lemah dalam melakukan suatu amal?
" Rasul menjawab: "Peliharalah keburukanmu dari manusia kerana itu
adalah sedekah bagi dirimu."
Menelaah kisah teladan salafussoleh.
Sikap dan keteladanan salafussoleh termasuk para ulama dan mujahidin
hingga zaman kini akan menumbuhkan rasa hina dalam diri hingga
menyuntikkan semangat baru dalam jiwa seseorang untuk menjadikan para
salafussoleh sebagai qudwah.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home